Jika membuka peta (map) Smartcity Jakarta masih terkesan kaku, tampilannya seperti di bawah ini.
Dan ketika mencoba data kemacetan hasilnya seperti dibawah ini pada peta terlihat lenggang, artinya belum menggunakan data yang terkini.
Susunan interface masih terlihat bawaan software GIS pada umumnya sehingga dalam mengakses informasi harus bulak balik : klik layer – lihat peta dan begitu berulang-ulang.
Jadi petanya belum bisa dikatakan smart, tingkatan smart setelah suatu peta dapat memberikan informasi (bukan data atau fakta). Smart sendiri dapat mengoptimalkan kehebatan suatu informasi sehingga ada timbal balik pengguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar